Wawancara Khusus
KH. Syuhada Bakri adalah Ketua
Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat. Beliau ini adalah seorang juru dakwah sekaligus seorang
Dai yang sangat padat kegiatannya,. Dalam satu kesempatan pelatikan
Kepengurusan dewan Dakwah Propinsi Sumatera Selatan, KH. Syuhada berkesempatan
untuk diwawancarai oleh salah satu stasiun Telesvisi Sumsel. Untuk mendapatkan
pengertian yang lebih mendalam mengenai organisasi Dewan Dakwah dari wawancara
itu , pihak Redaksi menukilkan kembali beberapa petikan dari hasil wawancara
tsb.
Tanya : Apa itu Organisasi dewan
Dakwah Pak Kyai ? Bagaimana sejarah berdirinya?
Jawab : Dewan Dakwah adalah adalah Lembaga Dakwah yang didirikan tokoh
tokoh Islam Indonesia juga sekaligus sebagai pendiri negara Republik ini.
Beliau beliau itu antara lain Bpk. Alm. Mohammad Natsir yang juga mantan
Perdana Menteri, Bpk. Almarhum Syafruddin Prawiranegara mantan Gubernur Bank
Indonesia yang pertama dan Menteri Keuangan, Bpk. Alm. Burhanuddin Harahap
bekas Perdana Menteri dimana di era kepemimpinnannya Indonesia telah mengadakan PEMILU tahun 1955 yang
terkenal Jujur dan bersih. Beliau-beliau inilah antara lain yang memprakarsai pendirian Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia. Sedangkan berdirinya organisasi ini pada tanggal 26
Februari 1967 dan di deirikan di Mesjid Al-Munawarah di Kampung Bari I Tanah
Abang Jakarta.
Sedangkan cita-cita pendiri Dewan
Dakwah Indonesia adalah untuk
terlaksannya syariat Islamiyah dam kehidupan bangsa dan negara dengan jalan
dakwah.
Tanya : Apa yang menjadi Kegiatan
Utama dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pak Kyai?
Jawab : Kegiatan Utama kita adalah yang pertama, Membina dan mencerdaskan umat
Islam Indonesia agar dapat menjadi manusia yang bertakwa kepada Allat SWT. Yang
kedua, membentengi umat islam Indonesia dari gangguan pihak-pihak di luar agama
Islam yang berupaya merusak dan menggganggu keimanan umat Islam. Dan yang
ketiga, terus supaya terus menjaga keutuhan dan kesinambungan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI ). Untuk yang terakhir ini kita semua maklum Buya
Almarhum Mohammad Natsir pendiri Dewan Dakwah sewaktu Perdana Menteri yang
pertama kali mencetuskan ide NKRI dalam Mosi Integral NKRI di Konsituante..
Tanya : Apa program Nasional
Dewan Dakwah yang sudah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan ?
Jawab : Pada sekitar awal pendiriannya, Dewan Dakwah,
setelah melihat fenomena yang terjadi masyarakat pada waktu itu, membuat
terobosan dakwah yang sangat mendasar.
Pada waktu itu banyak perguruan tinggi negeri di Indonesia yang sangat
kekuarangan guru agama di kampus-kampus mereka. Sedangkan kita tahu betapa
penting nya peran mahasiswa dan kaum akademisi untuk masa depan bangsa. Untuk
itu, Dewan dakwah ,mengundang beberapa dosen dan pengajar dari berbagai
disiplin ilmu di perguraan tinggi untuk ikut serta berdakwah. Mereka dididik
beberapa waktu, kemudian dikaembalikan ke kampus-kampusnya masing-masing. Waktu
itu kita mungkin mendengar nama DR. Imaduddin dari ITB seorang dosen elektro,
Daud Ali SH dari ffakultas Hukum UI dan juga seorang dai yang juga seorang ahli
astronomi dari UGM yaitu bapak Syahril Ali. Mereka ini dapat berdakwah dgan
baik kampus-kampus tempat mereka mengajar sekaligus dapat membimbing para mashasiswa
tahu dan memahami islam sebagai agama mereka.
Dan Alhamdulillah, apa yang sudah diprogramksan pengurus pertama
itu berjalan sukses dan mendapat tanggapan yang sangat positif bagi masyarakat
Indonesia.
Pada masa-masa wawal juga kita
mendididk para Imam dan Khatib di hampir seluruh daerah untuk memperdalam keahlian dan pengetahuan mereka.
Selanjutnya dari beberapa mereka kita turunkan ke daerah-daerah terpencil, suku
pedalaman dan daerah transmigrasi-transmigrasi yang terjauh dan di pelosok.
Waktu itu, para pemimpin melihat adanya upaya yang keras dari para penganut
agama lain terjun ke pelosok-pelosok negeri dan daerah transmigrasi terjauh
untuk mengalihkan dan mendangkalkan keimanan ummat...
Untuk program di era kepengurusan
sekarang, kami di Dewan Dakwah fokus kepada pembentukan kader-kader ulama muda
Indonesia. Untuk itu, kami membagi dua sistem pengkaderan. Yang pertama
Kader yang bergelar sarjana, dan yang
kedua kader yang tidak bergelar. Untuk kader yang bergelar sarjana kami
mendidik dan mengarahkan mereka untuk mencapai level pendidikan akademis yang
lebih tinggi lagi. Sekarang ini sudah puluhan kader yang bergelar Doktor dan
ratusan yang bergelar master sudah kami upayakan. Sedangkan untuk yang tidak bergelar, kami
mendidik mereka untuk menjadi hapal Al Qur’an 30 juz, sekaligus dapat menguasai
kitab-kitab kuning. Hal ini agar mereka dapat menguasai berbagai macam dalil
Al-Qur’an dan berbagai dalil yang digunakan dalam dakwah Islam. Hal ini juga
membantu mereka agar dapat luas dalam berpandangan dan tidak sempit
memahami dasar dan dalil pihak-pihak
umat islam lainnya..
Tanya : Bagaimana dengan Dakwah di Era sekarang ini
pak Kyai?
Jawab : Kita harus berssyukur dengan adanya era
reformasi sekarang ini. Dalam berdakwah, kita jadi bebas dan tidak
ditakut-takuti lagi dalam menyampaikan dakwah seperti di jaman Orde lama dan
khususnya di jaman awal-awal Orde baru. Reformasi membuat masyarakat dan umat
menjadi lebih berani bersikap dan kritis. Ini hal-hal yang paturt disyukuri.
Namun demikian, berbarengan dengan itu, kemungkaran dan kemaksiatan ternyata
juga menjadi sangat bebas dan terbuka pula. Ini kita harus hati-hati. Kita
lihat bagaimana merajalelanya NARKOBA dan pergaulan bebas dari anak-anak muda
kita. Kita lihat bagaimana dengan mudahnya kemaksiatan dan kemungkaran hadir di
tengah-tengah kehidupan ummat. Untuk
itu, kami pengurus Dewan Dakwah Indonesia membuat sebuah tema besar dalam
perjuangan organisasi ini. Tema besar itu adalah “ SELAMATKAN INDONESIA DENGAN
DAKWAH ! “. Dengan berdakwalah kita dapat berharapkan kehidupan berbangsa dan
bernegara kita akan dapat selamat. Dengan Dakwah kita dapat merangkul umat yang
miskin harta, miskin ilmu dan pengetahuan untuk dapat kembali bangkit sesuai
fitrah kemanusiaannya.
Secara lebih terukur lagi, Dewan
Dakwah Indonesia sekarang ini sudah membangun beberapa Akademi Dakwah di
berabagai propinsi di Indonesia. Begitu juga di Sumatera Selatan. Hal ini semua
adalah dalam upaya bersama kita “ Merakit dan Merekat Umat Islam untuk menuju
kehidupan yang Islami dan di ridhoi Allah SWT “
( Ak)
0 komentar :
Posting Komentar